Selamat Datang dan Selamat Membaca

Sosok MUJAHIDAH SEJATI, siapakah dia?



Menjadi mujahidah sejati adalah dambaan setiap muslimah. Ia sangat kuat dalam menegakkan agama Islam. Hidupnya pun hanya ingin mengabdikan diri demi agama Allah Subhanallahu wa ta’ala. Baginya dunia hanyalah tempat persinggahan sementara, dan akhirat tempat terakhir yang abadi. Lantas siapakah gerangan sosok yang telah memiliki gelar mujahidah sejati itu? Dan apakah kita bisa mengikuti jejaknya?
Siapa yang tidak mengenal Khadijah, istri pertama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam? Ia adalah mujahidah sejati pertama yang sangat dikagumi. Bahkan sampai sekarang tidak ada penggantinya. Khadijah berasal dari lingkungan keluarga Quraisy. Lahir 15 tahun sebelum tahun gajah. Ayahnya bernama Khuwaylid bin Asad dan ibunya bernama Fathimah binti Za’idah bin Asam. Khadijah dikenal memiliki pribadi yang luhur dan akhlak yang mulia.
Dalam kehidupan sehari-harinya, ia selalu memelihara kesucian dan martabat dirinya. Ia menjauhi adat istiadat yang tidak baik yang banyak diikuti wanita-wanita Arab Jahiliyyah pada waktu itu. Atas sikapnya itu, penduduk Madinah menyebutnya sebagai Ath-Thahirah. Pikirannya tajam, berlapang dada, dan tinggi cita-citanya. Ia suka menolong orang yang hidup dalam kekurangan dan sangat santun kepada orang-orang yang lemah. Selain itu, ia seorang wanita yang pandai berdagang.
Meskipun demikian, ia tidak menjalankan perdagangannya itu sendiri, melainkan dijalankan oleh beberapa orang kepercayaan atau sengaja mengambil upah untuk membawa dagangannya ke negeri Syam atau negeri-negeri lainnya. Untuk membantu perdagangannya, Khadijah  mempercayakan kepada seorang pemuda yang bernama Maisaroh. Dia adalah seorang pemuda yang jujur dan pemberani. Pemuda inilah yang mengajak Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berusia 15 tahun, untuk ikut membantu menjual dagangan Khadijah ke negeri Syam. Pengalaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berdagang tidak diragukan lagi karena semenjak kecil beliau selalu ikut pamannya untuk berdagang. Pada akhirnya segala gerak-gerik perilaku Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dilaporkan kepada Khadijah oleh Maisaroh. Berkat perilakunya yang sangat menawan, akhirnya Khadijah jatuh hati dan melamarnya.
Akhirnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan Khadijah menikah. Pernikahan itu sendiri dilaksanakan setelah 2 bulan 15 hari setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam datang dari Syam. Mahar yang diberikan kepada Khadijah adalah 20 ekor unta. Pada saat menikah, usia Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah 25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun. Diriwayatkan dari Hakim ibnu Hazm ibnu Khuwailid, keponakan Khadijah, “Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam menikah pada usia 25 tahun, sedangkan Khadijah 2 tahun lebih tua daripada aku. Ia dilahirkan 15 tahun sebelum Tahun Gajah dan aku dilahirkan 13 tahun sebelum Tahun Gajah.”
Khadijah adalah istri pertama Nabi yang mampu menjadi pelindung sekaligus menjadi mujahidah (pejuang) sejati. Ia merupakan istri pilihan. Ia dipilih oleh Allah Subhanallahu wa ta’ala untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, meskipun usia di antara keduanya terpaut sangat jauh. Dengan jiwa keibuan yang dimilikinya serta kesabaran dalam menghadapi lika-liku kehidupan, akhirnya ia dapat melalui kehidupan bersama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Banyak sekali peran Khadijah,di antaranya adalah:
1.    Khadijah memberikan kesempatan dan keleluasaan yang sebesar-besarnya kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang ketika itu belum diangkat menjadi nabi untuk memasuki dunia berpikir, sehingga mendapatkan hakekat kebenaran yang mutlak. Ia terus mendorong Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam tanpa harus memikirkan urusan rumah tangga. Bahkan ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bertahannuts (mengasingkan diri dari masyarakat yang kafir) di Gua Hira’ selama beberapa hari, ia menyiapkan pembekalan untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
2.    Ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam mengalami kejadian-kejadian yang luar biasa dalam tahannuts-nya, ia hadir untuk meyakinkan, menenangkan, dan menghibur suaminya.
3.    Ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam kebingungan dan kegelisahan setelah menerima wahyu pertama, ia pun menghibur dan meyakinkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam- lah yang akan mengangkat kaumnya ke derajat yang lebih mulia. Hal itu dikuatkan pernyataan Waraqah bin Naufal berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan di dalam Injil.
4.    Khadijah adalah orang pertama yang membenarkan kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pengorbanan yang dilakukan Khadijah dalam rangka penyebaran Islam merupakan pengorbanan paling utama. Ia menjadi pendorong yang paling utama bagi dakwah Islam. Meski kekayaannya habis secara perlahan-lahan, namun hal itu tidak menggoyahkan keimanannya kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan, ia terus menunjukkan dukungan yang tiada tara dengan menghibur dan menyejukkan hati Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau dicaci maki atau diejek kaumnya.
Khadijah selalu berusaha agar perasaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah terganggu di rumahnya sendiri. Khadijah merupakan istri dan sahabat ideal yang selalu setia mendampingi serta menghibur Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika dalam kesulitan.
Oleh karena itu, tidaklah heran jika kenangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap dukungan dan pengorbanan Khadijah tidaklah hilang dari ingatan beliau. Walaupun Allah Subhanallahu wa ta’ala telah memilihkan bagi Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam istri-istri yang lain setelah Khadijah wafat. Apalagi meninggalnya Khadijah sangatlah tragis, yaitu dalam keadaan miskin dan kelaparan pada saat pemboikotan yang dilakukan bangsa Quraisy terhadap Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Padahal sebelumnya, Khadijah adalah keturunan bangsawan dan kaya raya.
Sosok Khadijah sangatlah pantas untuk kita teladani. Ia benar-benar seorang mujahidah sejati yang tiada tandingannya. Namun, kita bisa mengikuti jejaknya untuk terus berjuang menegakkan ajaran agama Islam. Mengajak saudara kita untuk melakukan kebaikan dan mengingatkan bahwa kehidupan di dunia hanyalah bersifat sementara dan akhiratlah tempat yang abadi. 


Referensi:
Wanita Idaman Surga
Khadijah The True Love Story of Muhammad