Menjadi mujahidah
sejati adalah dambaan setiap muslimah. Ia sangat kuat dalam menegakkan agama
Islam. Hidupnya pun hanya ingin mengabdikan diri demi agama Allah Subhanallahu
wa ta’ala. Baginya dunia hanyalah tempat persinggahan sementara, dan akhirat
tempat terakhir yang abadi. Lantas siapakah gerangan sosok yang telah memiliki
gelar mujahidah sejati itu? Dan apakah kita bisa mengikuti jejaknya?
Siapa yang tidak
mengenal Khadijah, istri pertama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam? Ia
adalah mujahidah sejati pertama yang sangat dikagumi. Bahkan sampai sekarang
tidak ada penggantinya. Khadijah berasal dari lingkungan keluarga Quraisy.
Lahir 15 tahun sebelum tahun gajah. Ayahnya bernama Khuwaylid bin Asad dan
ibunya bernama Fathimah binti Za’idah bin Asam. Khadijah dikenal memiliki
pribadi yang luhur dan akhlak yang mulia.
Dalam kehidupan
sehari-harinya, ia selalu memelihara kesucian dan martabat dirinya. Ia menjauhi
adat istiadat yang tidak baik yang banyak diikuti wanita-wanita Arab Jahiliyyah
pada waktu itu. Atas sikapnya itu, penduduk Madinah menyebutnya sebagai
Ath-Thahirah. Pikirannya tajam, berlapang dada, dan tinggi cita-citanya. Ia
suka menolong orang yang hidup dalam kekurangan dan sangat santun kepada
orang-orang yang lemah. Selain itu, ia seorang wanita yang pandai berdagang.
Meskipun demikian, ia
tidak menjalankan perdagangannya itu sendiri, melainkan dijalankan oleh beberapa
orang kepercayaan atau sengaja mengambil upah untuk membawa dagangannya ke
negeri Syam atau negeri-negeri lainnya. Untuk membantu perdagangannya, Khadijah mempercayakan kepada seorang pemuda yang
bernama Maisaroh. Dia adalah seorang pemuda yang jujur dan pemberani. Pemuda
inilah yang mengajak Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berusia
15 tahun, untuk ikut membantu menjual dagangan Khadijah ke negeri Syam.
Pengalaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berdagang tidak
diragukan lagi karena semenjak kecil beliau selalu ikut pamannya untuk
berdagang. Pada akhirnya segala gerak-gerik perilaku Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasallam dilaporkan kepada Khadijah oleh Maisaroh. Berkat perilakunya
yang sangat menawan, akhirnya Khadijah jatuh hati dan melamarnya.
Akhirnya Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam dan Khadijah menikah. Pernikahan itu sendiri
dilaksanakan setelah 2 bulan 15 hari setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasallam datang dari Syam. Mahar yang diberikan kepada Khadijah adalah 20 ekor
unta. Pada saat menikah, usia Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah
25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun. Diriwayatkan dari Hakim ibnu
Hazm ibnu Khuwailid, keponakan Khadijah, “Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam menikah pada usia 25 tahun, sedangkan
Khadijah 2 tahun lebih tua daripada aku. Ia dilahirkan 15 tahun sebelum Tahun
Gajah dan aku dilahirkan 13 tahun sebelum Tahun Gajah.”
Khadijah adalah istri
pertama Nabi yang mampu menjadi pelindung sekaligus menjadi mujahidah (pejuang) sejati. Ia merupakan
istri pilihan. Ia dipilih oleh Allah Subhanallahu wa ta’ala untuk Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam, meskipun usia di antara keduanya terpaut sangat
jauh. Dengan jiwa keibuan yang dimilikinya serta kesabaran dalam menghadapi
lika-liku kehidupan, akhirnya ia dapat melalui kehidupan bersama Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasallam. Banyak sekali peran Khadijah,di antaranya adalah:
1.
Khadijah memberikan kesempatan dan
keleluasaan yang sebesar-besarnya kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasallam yang ketika itu belum diangkat menjadi nabi untuk memasuki dunia
berpikir, sehingga mendapatkan hakekat kebenaran yang mutlak. Ia terus
mendorong Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam tanpa harus memikirkan
urusan rumah tangga. Bahkan ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam
bertahannuts (mengasingkan diri dari masyarakat yang kafir) di Gua Hira’ selama
beberapa hari, ia menyiapkan pembekalan untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasallam.
2.
Ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasallam mengalami kejadian-kejadian yang luar biasa dalam tahannuts-nya, ia
hadir untuk meyakinkan, menenangkan, dan menghibur suaminya.
3.
Ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasallam dalam kebingungan dan kegelisahan setelah menerima wahyu pertama, ia
pun menghibur dan meyakinkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam-
lah yang akan mengangkat kaumnya ke derajat yang lebih mulia. Hal itu dikuatkan
pernyataan Waraqah bin Naufal berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan di dalam
Injil.
4.
Khadijah adalah orang pertama yang
membenarkan kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pengorbanan yang
dilakukan Khadijah dalam rangka penyebaran Islam merupakan pengorbanan paling
utama. Ia menjadi pendorong yang paling utama bagi dakwah Islam. Meski
kekayaannya habis secara perlahan-lahan, namun hal itu tidak menggoyahkan
keimanannya kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan, ia terus
menunjukkan dukungan yang tiada tara dengan menghibur dan menyejukkan hati Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau dicaci maki atau diejek
kaumnya.
Khadijah selalu
berusaha agar perasaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah
terganggu di rumahnya sendiri. Khadijah merupakan istri dan sahabat ideal yang
selalu setia mendampingi serta menghibur Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasallam ketika dalam kesulitan.
Oleh karena itu,
tidaklah heran jika kenangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam
terhadap dukungan dan pengorbanan Khadijah tidaklah hilang dari ingatan beliau.
Walaupun Allah Subhanallahu wa ta’ala telah memilihkan bagi Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam istri-istri yang lain setelah Khadijah wafat.
Apalagi meninggalnya Khadijah sangatlah tragis, yaitu dalam keadaan miskin dan
kelaparan pada saat pemboikotan yang dilakukan bangsa Quraisy terhadap Bani
Hasyim dan Bani Muthalib. Padahal sebelumnya, Khadijah adalah keturunan
bangsawan dan kaya raya.
Sosok Khadijah
sangatlah pantas untuk kita teladani. Ia benar-benar seorang mujahidah sejati
yang tiada tandingannya. Namun, kita bisa mengikuti jejaknya untuk terus
berjuang menegakkan ajaran agama Islam. Mengajak saudara kita untuk melakukan
kebaikan dan mengingatkan bahwa kehidupan di dunia hanyalah bersifat sementara
dan akhiratlah tempat yang abadi.
Referensi:
Wanita Idaman Surga
Khadijah The True Love Story of
Muhammad