Selamat Datang dan Selamat Membaca

Nantikan Aku di Batas Waktu (bagian 3)

Ruli sibuk menyiapkan acara untuk maulid nabi di rumahnya. Cindy pun di minta membantunya. Sore hari Cindy siap-siap menuju rumah Ruli. Cindy berjalan menuju halte bis damri. Di sana telah banyak orang yang menunggu kedatangan bis damri tersebut. Beberapa menit kemudian, bis pun datang. Cindy dan para penumpang lainnya langsung menumpanginya. 
          Cindy menuju kursi ketiga dari belakang. Cindy pun langsung mendudukinya tepat dipinggir jendela, sementara kursi di sampingnya masih kosong.
Bis pun mulai melaju, tapi beberapa menit kemudian bis berhenti, ternyata ada penumpang yang menyetopnya. Dia duduk di samping Cindy. Cindy kaget, ternyata dia adalah cowo yang dulu dia dan Ruli lihat di toko buku.
Saat duduk, dia pun tersenyum kepada Cindy dan Cindy pun membalas senyumannya. Cindy terdiam tanpa berkata. Hatinya menjadi deg-deg-an.
“kuliah di UIN juga ya?” sapanya. Cindy pun kaget, dia nggak menyangka kalo cowo itu menyapanya. Dengan sedikit malu, Cindy hanya menganggukkan kepala. Dia pun tersenyum. Cindy menjadi salting. Tak lama kemudian, dia mengeluarkan sebuah buku lalu dibacanya.
          Sesekali Cindy melihat jam di hp nya. Ingin sekali dia menghubungi Ruli dan menceritakan kejadian ini, tapi Cindy takut pesan smsnya terbaca olehnya. Cindy pun tak sabar ingin secepatnya sampai.
“Ya Allah,, ntah apa yang ak rasa? tolong hamba ya Allah, kalo emang aku mulai menyukainya, bimbinglah aku,” guman Cindy dalam hati
“Ah, mikir apa sih aku? Kayanya nggak akan mungkin kalo dia pun merasakan hal yang sama”. Ujarnya dalam hati lagi
Cindy melirik kearahnya. Dia begitu fokus membaca bukunya. Terdengar suara pak kondektur yang memberi tahu salah satu tempat tujuan penumpangnya dan itu tujuan yang mau ke rumah Ruli. Cindy pun berdiri, ternyata cowo itu pun akan berhenti di tempat yang sama. Mereka pun turun berbarengan.
“eh di sini juga?” tanyanya
“iya…” jawab Cindy sambil membetulkan tasnya
“emang mau kemana?” tanyanya lagi
“Aku mau ke rumah teman”. Jawab Cindy sambil melihat kearah angkot yang sedang mengetem. “oya duluan ya kak”. Cindy pun bergegas pergi. Dia mengangguk dan tersenyum.
Cindy berjalan menuju angkot. Sudah beberapa menit Cindy duduk di angkot, namun angkotnya belum juga melaju. Cindy melihat ke arah luar, dia begitu kaget ternyata cowo tadi datang dan menumpangi angkot yang sama. Dia pun tersenyum dan nggak menyangka kalo mereka ternyata satu arah. Setelah bercakap-cakap, ternyata bukan hanya satu arah tapi satu tujuan, yaitu sama-sama mau pergi ke acara maulid nabi di rumah Ruli.
Sesampainya depan gang rumah Ruli, mereka pun turun. Mereka langsung berjalan menuju rumah Ruli.
Di depan rumah Ruli nampak  Ruli dan kak Rio sedang merapikan tulisan yang akan ditempel di spanduk. Dari kejauhan Ruli tersenyum dan kelihatan kaget melihat Cindy.
“Assalamulaikum..” sapa Cindy
“waalaikum salam” jawab Ruli dan Rio
“kok kalian bisa bareng?” Tanya Ruli penasaran. Cindy pun hanya tersenyum
“hei Syil, krain nggak bakalan datang.” Tambah Rio
“eh iya nih, Alhamdulillah saya bisa.”
“eh kalian belum jawab pertanyaanku, ko bisa bareng?” Ruli penasaran
“tadi kebetulan kita satu bis dan ternyata tujuannya sama.” Jawab Arsyil
“oooo..” Ruli menatapku sambil mencoba menggoda Cindy
“eh Syil, kenalin adik gw Ruli.” Ujar Rio. Arsyil pun tersenyum ramah. Eh lw udah kenal Cindy, dia kan sahabat adik gw?” tambah Rio sambil melihat kearah Cindy
“nggak kok kak, aku tadi ketemu kakak ini di bis.” Jawab Cindy sambil melihat Ruli yang dari tadi seakan nggak sabar ingin menggoda.
“ooo.. gitu. Oya yuk masuk Syil, eh Li, tolong bikinin air ya!”
“okeh deh”
Cindy dan Ruli berjalan menuju dapur. Ruli mulai menggoda Cindy dan mereka pun ketawa-tawa. Setelah memberikan minuman dan beberapa makanan. Cindy dan Ruli menuju kamar Ruli untuk menyimpan tas yang Cindy bawa.
“emang kalo sudah jodoh, pasti ada jalan menuju surga”. Ledek Ruli
“maksudnya?” Tanya Cindy mengerutkan kening
“uupzz.. maaf salah. Maksudnya kalo jodoh pasti ada cara buat ketemu, padahal kalian baru kenal tapi??” ujar Ruli. Cindy pun memotong pembicaraannya. “udah dong Li, jangan mulai deh”.
“iya..iya,,”.
“eh Li, acaranya mulai jam berapa?”
“mmm… habis isya, emang kenapa? Cieee ”.
“apaan sih mulai deh..”
Dari luar kak Rio memanggil Cindy dan Ruli. Mereka pun langsung menghampirinya. Rio meminta agar mereka menyusun acara buat nanti. Sementara Rio dan Arsyil memasang spanduk di panggung yang berada di lapangan samping rumah Ruli.
Magrib berkumandang, mereka bergegas menuju mushala samping rumah. Mereka melaksanakan shalat magrib berjamaah dan Arsyil lah yang menjadi imamnya. Saat Arsyil membacakan surat al fatihah dan surat pendek lainnya, hati Cindy bergetar. Suaranya begitu lembut dan merdu. Mungkin bukan Cindy saja yang merasakan hal demikian, tapi orang yang mendengarkan suaranya pasti akan tersentuh termasuk Ruli dan Rio.
Sehabis shalat mereka bersiap-siap mengecek kelengkapan untuk acara mauled nabi. Sementara mama Ruli dan para tetangga sibuk menyiapkan makanan dan minuman untuk para tamu undangan.
Adzan Isya berkumandang. Mereka pun langsung menunaikan shalat Isya dan Arsyil menjadi imam lagi.
Setelah selesai shalat, mereka langsung bergegas menuju lapangan tempat untuk acara. Sungguh diluar dugaan ternyata Mc nya tidak bisa datang karena ada halangan yang mendadak. Cindy pun ditunjuk Ruli menjadi Mc. Awalnya Cindy menolak, tapi Cindy merasa nggak enak karena para tamu undangan sudah banyak yang hadir. Sementara tidak ada lagi yang bersedia menjadi Mc. Akhirnya, Cindy pun bersedia.
Beberapa rangkaian acara telah dilaksanakan, mulai dari penampilan anak-anak TPA sampai penampilan dari ibu-ibu majelis ta’limnya. Tiba saatnya acara ceramah yang disampaikan oleh seorang da’I yang terkenal dan tersohor di kampung Ruli. 
          Sang da’I mulai berceramah. Cindy pun menghamipiri Ruli yang sedang duduk didekat para tamu undangan. Di sampingnya terlihat Rio dan Arsyil nampak serius mendengarkan ceramah sang da’I.
“wah, makasih banyak ya Cindy, untung ada lw”. Ujar Ruli senang.
“iya makasih banyak ya Cindy”. Tambah Rio. Cindy hanya mengangguk sambil menoleh kearah Arsyil yang dari tadi hanya  tersenyum.  Cindy pun duduk di samping Ruli.
“cie, gw senang banget, akhirnya lw bisa kenal juga sama…?” bisik Ruli
“apaan sih, udah deh jangan mulai lagi”. Cindy pun mengalihkan pandangan kearah panggung. Tapi Ruli terus menggodanya.

Malam semakin larut. Acara maulid nabi telah selesai. Cindy, Ruli, Rio dan Arsyil  pun pulang. Cindy menginap di rumah Ruli, sementara Arsyil pamit pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar