Ruli sibuk menyiapkan
acara untuk maulid nabi di rumahnya. Cindy pun di minta membantunya. Sore hari Cindy
siap-siap menuju rumah Ruli. Cindy berjalan menuju halte bis damri. Di sana
telah banyak orang yang menunggu kedatangan bis damri tersebut. Beberapa menit
kemudian, bis pun datang. Cindy dan para penumpang lainnya langsung
menumpanginya.
Cindy
menuju kursi ketiga dari belakang. Cindy pun langsung mendudukinya tepat
dipinggir jendela, sementara kursi di sampingnya masih kosong.
Bis pun mulai melaju,
tapi beberapa menit kemudian bis berhenti, ternyata ada penumpang yang
menyetopnya. Dia duduk di samping Cindy. Cindy kaget, ternyata dia adalah cowo
yang dulu dia dan Ruli lihat di toko buku.
Saat duduk, dia pun
tersenyum kepada Cindy dan Cindy pun membalas senyumannya. Cindy terdiam tanpa
berkata. Hatinya menjadi deg-deg-an.
“kuliah di UIN juga
ya?” sapanya. Cindy pun kaget, dia nggak menyangka kalo cowo itu menyapanya.
Dengan sedikit malu, Cindy hanya menganggukkan kepala. Dia pun tersenyum. Cindy
menjadi salting. Tak lama kemudian, dia mengeluarkan sebuah buku lalu
dibacanya.
Sesekali
Cindy melihat jam di hp nya. Ingin sekali dia menghubungi Ruli dan menceritakan
kejadian ini, tapi Cindy takut pesan smsnya terbaca olehnya. Cindy pun tak
sabar ingin secepatnya sampai.
“Ya Allah,, ntah apa
yang ak rasa? tolong hamba ya Allah, kalo emang aku mulai menyukainya, bimbinglah
aku,” guman Cindy dalam hati
“Ah, mikir apa sih aku? Kayanya nggak akan mungkin
kalo dia pun merasakan hal yang sama”. Ujarnya dalam hati lagi
Cindy melirik
kearahnya. Dia begitu fokus membaca bukunya. Terdengar suara pak kondektur yang
memberi tahu salah satu tempat tujuan penumpangnya dan itu tujuan yang mau ke
rumah Ruli. Cindy pun berdiri, ternyata cowo itu pun akan berhenti di tempat
yang sama. Mereka pun turun berbarengan.
“eh di sini juga?” tanyanya
“iya…” jawab Cindy sambil membetulkan tasnya
“emang mau kemana?” tanyanya lagi
“Aku mau ke rumah
teman”. Jawab Cindy sambil melihat kearah angkot yang sedang mengetem. “oya
duluan ya kak”. Cindy pun bergegas pergi. Dia mengangguk dan tersenyum.
Cindy berjalan menuju
angkot. Sudah beberapa menit Cindy duduk di angkot, namun angkotnya belum juga
melaju. Cindy melihat ke arah luar, dia begitu kaget ternyata cowo tadi datang
dan menumpangi angkot yang sama. Dia pun tersenyum dan nggak menyangka kalo mereka
ternyata satu arah. Setelah bercakap-cakap, ternyata bukan hanya satu arah tapi
satu tujuan, yaitu sama-sama mau pergi ke acara maulid nabi di rumah Ruli.
Sesampainya depan
gang rumah Ruli, mereka pun turun. Mereka langsung berjalan menuju rumah Ruli.
Di depan rumah Ruli
nampak Ruli dan kak Rio sedang merapikan
tulisan yang akan ditempel di spanduk. Dari kejauhan Ruli tersenyum dan
kelihatan kaget melihat Cindy.
“Assalamulaikum..”
sapa Cindy
“waalaikum salam”
jawab Ruli dan Rio
“kok kalian bisa
bareng?” Tanya Ruli penasaran. Cindy pun hanya tersenyum
“hei Syil, krain
nggak bakalan datang.” Tambah Rio
“eh iya nih,
Alhamdulillah saya bisa.”
“eh kalian belum
jawab pertanyaanku, ko bisa bareng?” Ruli penasaran
“tadi kebetulan kita
satu bis dan ternyata tujuannya sama.” Jawab Arsyil
“oooo..” Ruli
menatapku sambil mencoba menggoda Cindy
“eh Syil, kenalin adik gw Ruli.” Ujar Rio. Arsyil
pun tersenyum ramah. Eh lw udah kenal Cindy, dia kan sahabat adik gw?” tambah
Rio sambil melihat kearah Cindy
“nggak kok kak, aku tadi
ketemu kakak ini di bis.” Jawab Cindy sambil melihat Ruli yang dari tadi seakan
nggak sabar ingin menggoda.
“ooo.. gitu. Oya yuk
masuk Syil, eh Li, tolong bikinin air ya!”
“okeh deh”
Cindy dan Ruli
berjalan menuju dapur. Ruli mulai menggoda Cindy dan mereka pun ketawa-tawa.
Setelah memberikan minuman dan beberapa makanan. Cindy dan Ruli menuju kamar
Ruli untuk menyimpan tas yang Cindy bawa.
“emang kalo sudah
jodoh, pasti ada jalan menuju surga”. Ledek Ruli
“maksudnya?” Tanya
Cindy mengerutkan kening
“uupzz.. maaf salah.
Maksudnya kalo jodoh pasti ada cara buat ketemu, padahal kalian baru kenal
tapi??” ujar Ruli. Cindy pun memotong pembicaraannya. “udah dong Li, jangan
mulai deh”.
“iya..iya,,”.
“eh Li, acaranya
mulai jam berapa?”
“mmm… habis isya,
emang kenapa? Cieee ”.
“apaan sih mulai
deh..”
Dari luar kak Rio
memanggil Cindy dan Ruli. Mereka pun langsung menghampirinya. Rio meminta agar mereka
menyusun acara buat nanti. Sementara Rio dan Arsyil memasang spanduk di
panggung yang berada di lapangan samping rumah Ruli.
Magrib berkumandang, mereka
bergegas menuju mushala samping rumah. Mereka melaksanakan shalat magrib
berjamaah dan Arsyil lah yang menjadi imamnya. Saat Arsyil membacakan surat al
fatihah dan surat pendek lainnya, hati Cindy bergetar. Suaranya begitu lembut
dan merdu. Mungkin bukan Cindy saja yang merasakan hal demikian, tapi orang
yang mendengarkan suaranya pasti akan tersentuh termasuk Ruli dan Rio.
Sehabis shalat mereka
bersiap-siap mengecek kelengkapan untuk acara mauled nabi. Sementara mama Ruli
dan para tetangga sibuk menyiapkan makanan dan minuman untuk para tamu
undangan.
Adzan Isya
berkumandang. Mereka pun langsung menunaikan shalat Isya dan Arsyil menjadi
imam lagi.
Setelah selesai
shalat, mereka langsung bergegas menuju lapangan tempat untuk acara. Sungguh
diluar dugaan ternyata Mc nya tidak bisa datang karena ada halangan yang
mendadak. Cindy pun ditunjuk Ruli menjadi Mc. Awalnya Cindy menolak, tapi Cindy
merasa nggak enak karena para tamu undangan sudah banyak yang hadir. Sementara
tidak ada lagi yang bersedia menjadi Mc. Akhirnya, Cindy pun bersedia.
Beberapa rangkaian acara
telah dilaksanakan, mulai dari penampilan anak-anak TPA sampai penampilan dari
ibu-ibu majelis ta’limnya. Tiba saatnya acara ceramah yang disampaikan oleh
seorang da’I yang terkenal dan tersohor di kampung Ruli.
Sang
da’I mulai berceramah. Cindy pun menghamipiri Ruli yang sedang duduk didekat
para tamu undangan. Di sampingnya terlihat Rio dan Arsyil nampak serius
mendengarkan ceramah sang da’I.
“wah, makasih banyak
ya Cindy, untung ada lw”. Ujar Ruli senang.
“iya makasih banyak
ya Cindy”. Tambah Rio. Cindy hanya mengangguk sambil menoleh kearah Arsyil yang
dari tadi hanya tersenyum. Cindy pun duduk di samping Ruli.
“cie, gw senang
banget, akhirnya lw bisa kenal juga sama…?” bisik Ruli
“apaan sih, udah deh
jangan mulai lagi”. Cindy pun mengalihkan pandangan kearah panggung. Tapi Ruli
terus menggodanya.
Malam semakin larut.
Acara maulid nabi telah selesai. Cindy, Ruli, Rio dan Arsyil pun pulang. Cindy menginap di rumah Ruli,
sementara Arsyil pamit pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar