Selamat Datang dan Selamat Membaca

Nantikan Aku di Batas Waktu (bagian 4)

Semakin hari, Cindy semakin mengenal Arsyil. Dia adalah sosok cowo yang selama ini Cindy inginkan. Namun, Cindy tidak berharap lebih darinya. Cindy sadar, semuanya telah ada yang mengatur. Setiap hari Cindy bertemu dengannya karena kebetulan mereka menjadi pengajar di salah satu madrasah yang sama.
“ayooo.. lagi ngapain?”. Tiba-tiba Ruli datang menghampiri Cindy dari belakang.
“kebiasaan deh kamu, apa nggak ada kerjaan lain ya selain bikin kaget orang”. Ujar Cindy kesel
Ruli duduk di sampingnya. Dia pun hanya tersenyum sambil menatap Cindy tajam. “mmm… kayanya kamu lagi seneng ya? Ayoo cerita donk!”. Ujar Ruli sambil menunjuk-nunjuk jarinya kearah Cindy.
“apaan sih, aku biasa aja kok, emang tiap hari juga senang kan?”. Ujar Cindy mengelak
“masa?” Ruli tak percaya. “mmm jangan-jangan ada hubungannya dengan kak Arsyil ya?.” Tambah Ruli
“idih, sok tau kamu.”
“udah deh nggak usah bohong, gw juga tau kok kalo sekarang kak Arsyil ngajar di tempat lw juga kan?”.
“hah, ko kamu tau?.” Tanya Cindy penasaran
“haha,,gw gitu lo.”
“uh paling dari kak Rio kan?”.
“mmm… tapi benerkan lw seneng gara-gara itu?’.
“iya sih,,, tapi udah ah nggak usah dibahas lagi.”
“kok gitu? Belum apa-apa udah putus asa’.
“yey siapa yang putus asa, ak Cuma nggak mau aja terlalu berharap”.
Ruli mengerutkan keningnya. “jadi, lw beneran suka ya?”. Tanya Ruli.
“tau ah,, eh Li aku lupa mau ngambil buku di Nola, bentar ya”. Ujarku sambil bergegas pergi.
“yaa.. ngelak terus’. Kesal Ruli

Cindy berjalan menuju SC yang terletak tak jauh dari taman kampus. Sesampainya di SC Cindy melihat Nola sedang asik ngobrol dengan kak Arsyil. Perasaannya berubah nggak karuan. Cindy pun perlahan menghampiri mereaka.
“assamualaikum”. Sapa Cindy pelan
Nola dan kak Arsyil pun langsung menatapnya dan menjawab salamnya.
“eh Cindy, sendiri aja?”. Tanya Nola. Sementara kak Arsyil hanya tersenyum.
Cindy pun tersenyum sambil mengangguk. “La, aku mau ngambil buku komunikasi, dibawa kan?”.
“oiya,,iya,, dibawa kok.” Ujar Nola sambil mengeluarkan bukunya. “nih Cin, makasih ya.” Ujar Nola
Cindy pun langsung pamit pergi. Ingin rasanya Cindy menyapa kak Arsyil yang dari tadi hanya tersenyum, namun Cindy merasa malu.
Cindy pun bergegas menghampiri Ruli yang sedang menunggu di taman. Perasaannya masih merasa nggak enak. Pikirannya pun masih tertuju pada Nola dan kak Arsyil  yang begitu akrab.
 Sesampainya di taman Cindy pun mengajak Ruli pulang dan mereka pun langsung berjalan menuju depan kampus. Cindy mencoba melupakan kejadian tadi dan menyembunyikannya dari Ruli.
***
Seperti biasa sore harinya Cindy sudah berada di madrasah. Di sana sudah banyak anak-anak yang datang.  Mereka bermain-main sambil menunggu jam mengaji.
“assalamualaikum”. Sapa kak Arsyil . Cindy pun menjawab salamnya. Kak Arsyil langsung menuju kelas yang akan diajarnya. Cindy pun melanjutkan mengurus administrasi yang harus Cindy bereskan karna kebetulan hari ini Cindy nggak ada jadwal mengajar.  
          Waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB.  Pengajian pun telah selesai. Cindy dan para ust lainnya mengadakan rapat untuk membicarakan acara perlombaan yang akan dilaksanakan oleh kecamatan.
          Rapat pun dimulai. Arsyil dipilih menjadi penanggungjawab seluruh peserta lomba. Awalnya dia menolak karena dia merasa orang baru tapi berkat dorongan yang lain, akhirnya dia bersedia. Mereka mulai memilih anak-anak TPA dan anak-anak tingkat SMP-SMA yang akan mengikuti perlombaan.   
          Adzan magrib berkumandang, mereka pun bergegas untuk melaksanakan shalat berjamaah.
          “dari tadi aku perhatiin, kayanya dari tadi kamu ngeliatin kak Arsyil terus, ehm.. “ bisik Maya teman ngajar Cindy
          “yey masa sih? Waduh ternyata kamu dari tadi ngeliatin aku terus ya?”. Ujarku ngelak
          “haha.. ya nggak sengaja aja. Lagian aku juga masih normal kali”. Ujar Maya sambil memakai mukena
          “ya udah ah nggak baik mau shalat malah ngobrol terus.”
          “mmmmm.. okeh deh” tutur Maya
          Shalat pun dimulai.
          Setelah selesai rapat pun dilanjutkan. Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Rapat pun diakhiri.
          “Cindy pulangnya bareng kak Arsyil aja, bukannya kalian satu arah? Iya kan kak Arsyil?”. Ujar Maya melirik kak Arsyil. Cindy tersentak kaget, kak Arsyil pun mengangguk.
          Disisi lain Cindy merasa senang, tapi Cindy pun merasa aneh melihat sikap kak Arsyil. Tapi ya sudahlah yang penting Cindy bisa pulang karena malam semakin larut.
          Diperjalanan pulang, kami hanya terdiam. Kak Arsyil sangat khusyu mengendarai motornya.
          Sesampainya depan pintu kosan tanpa busa basi Cindy pun mengucapkan terima kasih pada kak Arsyil. Dan kak Arsyil pun pamit pulang.    
          Setiap malam Cindy selalu memohon dalam salatnya tentang perasaan yang sekarang dia rasakan pada Arsyil. Karena dia yakin semuanya sudah ada yang mengatur. Bahkan perasaan yang muncul sekarang ini pun dia percaya bahwa itu adalah sekenario Allah untuknya. Dia berharap semoga Allah selalu membimbing dan menjaga perasaannya agar dia tidak terjerumus di dalamnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar