Selamat Datang dan Selamat Membaca

Sahabatku sayang, sahabatku malang

Astagfirullahal’adzim... aku hanya bisa tercengang ketika mendengar cerita beberapa sahabatku tentang hubungannya dengan pacarnya. Seperti mimpi, namun semua itu nyata.
Cinta itu memang tidak buta. Namun, cinta itu bisa membutakan seseorang. Karena terlalu cinta kepada kekasihnya, ia rela mengorbankan segalanya terutama mengorbankan waktu dan harta.
Isak tangis sahabatku masih terngiang. Pikiran dia pun sangat kalut. Ketakutan dan kekhawatiran dalam dirinya pun semakin menjadi. Ingin rasanya aku menolongnya, namun aku tidak bisa berbuat banyak. Mungkin ketika dia menangis kepadaku untuk mencurahkan isi hatinya dan meminta bantuanku, solusi aku sangatlah kejam. Bagaimana tidak? Belum selesai dia bercerita, aku pun memotong pembicaraannya. Aku langsung memintanya untuk melupakan pacarnya.
Sebenarnya, aku pun tidak tega mengatakan itu karna hubungan dia dengan pacarnya sudah lumayan lama. Susah memang kalo kita harus melupakan seseorang yang pernah ada di kehidupan kita begitu saja. Namun, apa pantas cowok seperti itu dipertahankan? Cowok yang tidak punya rasa malu. Disaat dia kesusahan, sahabat akulah yang membantunya. Sahabat aku yang selalu ada. Bahkan ketika orangtuanya sakit dan dia butuh biaya, sahabat aku lah yang membantu mencarikan solusinya sampai membantu meminjamkan uang dengan jumlah yang tidak sedikit.
Astagfirullah... tapi sekarang, apa yang dia lakukan terhadap sahabatku? Ketika rasa sayang dan cinta sahabatku kepadanya sangat besar, dia malah pergi dengan alasan bahwa dia TIDAK PANTAS untuk sahabatku. Dia malu karna belum mempunyai pekerjaan yang tetap. Dia malu dengan keadaan keluarganya. Dia malu pada kedua orangtua sahabatku. Apa semua itu bisa dijadikan sebuah alasan?
Sungguh, semua itu bukanlah alasan. Jika memang dia cowok serius dan betul-betul pada sahabatku, maka dia tidak akan membuat alasan seperti itu. Ketika seseorang merasa tidak pantas, belum mempunyai pekerjaan, dan lainnya, namun dia serius kepada pasangannya mungkin dia akan berusaha membenahkan diri agar dia merasa pantas bersama pasangannya. Dia berusaha mencari pekerjaan walaupun pekerjaan itu bukan pekerjaan yang menghasilkan upah yang besar, tapi dengan kerja keras yang dilakukan dan keikhlasan dalam bekerja, insya Allah rezeky nya akan bertambah. Jadi, belum memiliki pekerjaan benar-benar alasan yang kurang masuk akal. Apalagi, sahabatku telah membantunya memberikan modal yang sangat besar kepadanya. Kenapa tidak digunakan dengan baik? Kenapa uang itu tidak digunakan untuk usaha?
Aku benar-benar tidak mengerti. Tapi, aku sadar mungkin cowok itu memang bukan jodoh sahabatku. Sampai akhirnya, aku hanya bisa mengucapkan kata sabar, ikhlas, dan yakin bahwa Allah sangat sayang kepada sahabatku. Allah telah merencanakan sesuatu yang indah untuk sahabatku. Aamiin J

Mudah-mudahan tidak ada lagi sahabat-sahabatku yang lain yang mengalami seperti ini dan juga mudah-mudahan kita mendapatkan jodoh yang terbaik. Jodoh yang bisa menjadi imam, menjadi panutan buat kita dan anak-anak kita kelak dan yang terus membimbing serta mengajak kita untuk selalu berada di jalan Allah. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar