Pernikahan
adalah sebuah ikatan suci yang mana antara lelaki dan perempuan mengikrarkan
sebuah janji suci, janji sehidup semati, janji saling mengasihi, janji saling
mengingatkan pada jalan Allah, dan janji saling melindungi. Para lelaki yang
sudah sah menjadi suaminya harus memiliki tanggung jawab yang sangat besar
terhadap perempuan yang dinikahinya. Begitupun seorang perempuan yang sudah sah
menjadi istrinya harus bisa menaati dan menghormati suaminya.
Namun,
sekarang ini tidak sedikit seorang suami yang kurang peduli terhadap istrinya. Dia
sama sekali tidak memperhatikan istri dan anak-anaknya, hingga akhirnya mereka merasa
diterlantarkan. Kasus ini pun terjadi pada salah satu sahabat dekatku.
Pertama
kali aku mendengarkan ceritanya, aku merasa geram, hati ini ikut merasakan
sakit yang dideritanya. Tanda tanya besar muncul dalam benakku, bukannya dulu
dia sangat menginginkan sahabatku? Tapi, kenapa sekarang menjadi seperti ini?
Mungkin
memang tidak sepantasnya sahabatku itu menceritakan aib rumah tangganya sendiri
kepada siapapun termasuk padaku. Saat aku mendengarkan keluh kesahnya, aku
sangat takut dan merasa sakit. Aku takut dia menjadi dosa karena telah
menceritakan keadaan rumah tangganya, dan sesungguhnya dia pun menyadari hal
itu namun ketidakkuatan dia yang akhirnya mau menceritakan semuanya. Aku juga
sakit ketika mendengarkan keluh kesahnya. Ingin sekali aku datang pada
suaminya, namun aku tidak mau mencampuri urusan mereka. Hingga akhirnya, aku
hanya bisa memberi suport agar sahabatku bisa kuat menjalani ujian ini dan
berharap semoga Allah membukakan hati suaminya hingga dia menyadari
kesalahannya.. aamiin
Ya...
pernikahan itu bukan sebuah permainan. Ketika sudah terjadinya akad nikah, maka
sebuah janji pun lahir dari keduanya dengan disaksikan beberapa saksi dan para tamu
undangan, bahkan tak sedikit yang sengaja datang lebih awal untuk ikut
menyaksikan akad nikah tersebut. Mereka semuanya ikut mendoakan dan berharap
janji kedua pengantin itu terjaga hingga akhir hayatnya.
Jika
di antara keduanya ada yang ingkar dan tidak bisa menjaga pernikahannya, maka
dia tidak hanya menyakiti pasangannya, tapi dia juga telah mendzolimi
orang-orang yang dulu ikut menyaksikan pernikahannya. Mengapa demikian? Dalam
hadits telah disebutkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Apabila seorang di antara kamu diundang untuk menghadiri pesta pernikahan,
maka hendaklah ia menghadirinya.” (HR. Muslim)
Ketika
seseorang yang taat dan selalu menjalankan sunah-sunah Rasul yang salah satunya
yaitu menghadiri undangan, maka dia akan mengikuti sunah tersebut. Dengan
begitu waktu yang dia punya akan tersita karenanya. Namun, walaupun begitu dia
tulus melakukannya dan berharap kedatangannya bisa menguatkan doa sang
pengantin. Karena seperti yang pernah kita dengar, bahwa semakin banyak orang
yang mendoakan, semakin cepat doa kita akan dikabul. Aamiin
Akan
tetapi, ketika suatu hari di antara pengantin itu ada yang ingkar, maka dia
telah mendzolimi para tamu undangan yang dulu menghadiri pesta pernikahannya.
Naudzubillah...
Oleh
karena itu, janganlah kita mempermainkan sebuah pernikahan karena pernikahan
adalah ikatan yang suci, perjanjian antara kita dengan Allah, perjanjian antara
kita dengan pasangan, perjanjian antara kita dengan orang tua, dan perjanjian
dengan para tamu undangan yang rela menyempatkan waktunya untuk menghadiri
pesta pernikahan kita.
Mudah-mudahan
kita termasuk ke dalam golongan orang yang selalu taat kepada
perintah-perintah-Nya dan selalu menjadikan sunah-sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam sebagai
jalan hidup menuju ridha Allah Subhanallahu wa ta'ala. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar