Alangkah bahagianya, jika kita
diamanahkan Allah Subhanallahu wa ta’ala. berupa anak yang akan mendoakan dan membantu kita kelak.
Untuk itu, kita harus mensyukurinya karena rasa syukur yang kita rasakan akan
membuahkan hasil yang manis dan Allah Subhanallahu wa ta’ala. pun ridha kepada kita.
Salah satu bentuk syukur yang bisa
kita lakukan ketika amanah (anak) itu lahir, yaitu diadakannya ‘Aqiqah.
Sebagaimana yang telah kita ketahui, ‘Aqiqah merupakan kegiatan penyembelihan
hewan ternak dan pelaksanaannya bisa dilakukan pada hari
ketujuh, keempat belas dan dua puluh satu. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam., Hewan ‘Aqiqah itu disembelih pada
hari ketujuh, keempatbelas, dan keduapuluhsatu (HR. Al-Baihaqiy).
Akan tetapi, bisa juga dilakukan pada
hari-hari lainnya yang memungkinkan. ‘Aqiqah ini hukumnya sunah bagi orang tua
anak tersebut. Namun, bagi seorang ayah yang mampu melaksanakan sunah ini, maka
ia harus melaksanakannya,
sehingga ia akan mendapatkan pahala dari Allah Subhanallahu wa ta’ala.
Jumlah hewan yang disembelih pun berbeda,
yakni jika ‘Aqiqah anak laki-laki, maka hewan yang disembelih sebanyak dua ekor kambing. Sedangkan ‘Aqiqah
untuk anak perempuan hanya satu ekor
kambing. Hal ini sebagaimana hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam., Untuk anak laki-laki dua ekor
kambing yang berdekatan umurnya dan untuk anak perempuan satu ekor kambing
(HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).
Sebagaimana yang sudah dijelaskan di
atas, bahwa tujuan dan hikmah melaksanakan ‘Aqiqah ini, di antaranya pertama sebagai rasa syukur kita kepada
Allah Subhanallahu wa ta’ala. atas amanah (anak) yang telah diberikan kepada kita. Karena anak
akan mendoakan dan membantu kita. Anak shaleh
dan shalehah-lah yang dapat
meneruskan perjuangan kita dalam menyebarkan ajaran Allah Subhanallahu wa ta’ala. yakni agama Islam.
Kedua,
menghidupkan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. dan
meneladani Nabi Ibrahim as. tatkala Allah Subhanallahu wa ta’ala., menebus putra beliau, yakni
Nabi Ismail as. Ketiga, ‘Aqiqah
bertujuan untuk meningkatkan jiwa sosial, menyambungkan silaturahim, saling
berbagi suka dan duka, terutama kepada tetangga yang ada di sekitar kita dan
saudara sesama muslim.
Keempat,
‘Aqiqah ini bertujuan untuk menanamkan
jiwa keagamaan pada anak tersebut dengan harapan kelak dia menjadi anak yang
bisa membawa kebahagiaan dunia dan akhirat. ‘Aqiqah juga merupakan tebusan
hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari
perhitungan. Hal ini sebagaimana hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada
hari ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta diberi nama (HR.
Ahmad dan Ashabus Sunan).
Adapun cara pembagian dagingnya
adalah orang tua anak yang melaksanakan ‘Aqiqah boleh memakan sebagian, dan
memberikan atau mensedekahkan kepada orang lain. Akan tetapi, pembagian daging
kambing ini alangkah baiknya diberikan setelah daging tersebut itu dimasak
sampai matang. Setelah itu, kita undang tetangga-tetangga kita untuk memakannya
bersama dengan memanjatkan doa terlebih dahulu kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala. Sekaligus
memberi nama dan mencukur rambut anak tersebut.
Namun, perlu
kita ingat jika kita akan melakukan ‘Aqiqah, alangkah baiknya kita lakukan
sendiri. Akan tetapi, jika kita akan
meminta tolong kepada orang lain, maka kita harus yakin bahwa orang tersebut
dapat melakukannya sesuai dengan syariat Islam. Karena seperti yang telah kita
ketahui, bahwa apa saja yang akan kita lakukan harus sesuai dengan tuntunan ajaran
Islam., sehingga kita akan mendapatkan pahala dan berkah serta tidak menyimpang dari ajaran-Nya.
Mudah-mudahan, dengan melaksanakan
‘Aqiqah ini, apa yang kita harapkan atas kelahiran amanah (anak) ini, dikabul oleh Allah Subhanallahu wa ta’ala. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar