Tanggung jawab seorang suami atau
ayah sangatlah besar, sehingga keselamatan keluarganya baik di dunia maupun di
akhirat kelak ada pada suami atau ayah tersebut. Memiliki rasa kasih sayang
yang besar terhadap keluarga, terutama terhadap istri memang hal yang wajar dan
harus dimiliki setiap keluarga agar rumah tangganya terbentuk dengan baik
sesuai yang diharapkan. Akan tetapi, jika hal tersebut membawanya pada
keburukan serta merugikan, maka Islam sangat melarangnya. Hal ini bisa kita
ambil kasus tentang suami yang dayus. Sebenarnya siapakah suami dayus itu? Dan
bagaimana pandangan Islam tentang suami yang dayus?
Dari Ammar bin Yasir
berkata, ia mendengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bersabda, Tiga yang tidak memasuki surga sampai bila-bila yaiatu Si DAYUS,
si wanita yang menyerupai lelaki dan orang yang ketagih arak" lalu sahabat
berkata : Wahai Rasulullah, kami telah faham arti orang yang ketagih arak,
tetapi apakah itu Dayus? , berkata nabi : "yaitu orang yang tidak
memperdulikan siapa yang masuk bertemu dengan ahlinya (istri dan anak-anaknya) (HR.
At-Tabrani).
Dari
hadis di atas, kita dapat memahami bahwa maksud lelaki DAYUS adalah seorang
suami atau ayah yang langsung tidak ada perasaan risau dan ambil pusing dengan
siapa istri dan anaknya bersama, bertemu, dan bergaul. Secara langsung, suami atau ayah
membebaskan serta membiarkan ketika istri dan anaknya membuka aurat serta
melakukan kemaksiatan.
Imam
Az-Zahabi mengatakan Dayus adalah sesiapa yang menyangka (atau mendapat
tanda) bahwa istrinya melakukan perkara keji ( seperti zina) maka ia
mengabaikannya kerana CINTAnya kepada istrinya , maka tiada kebaikan untuknya
dan tanda tiada kecemburuan ( yang diperlukan oleh Islam) dalam dirinya (Al-Kabair, 1/62)
Kecintaan
suami terhadap istri tidak selamanya bisa membawa pada kebaikan apalagi kecintaannya
dapat membutakannya. Demi kebahagiaan
istrinya, ia membiarkan istrinya melakukan kemaksiatan.
Hal ini tidak hanya merugikan istri, namun suami tersebut telah berbuat dosa besar dan termasuk suami yang DAYUS, sehingga ia jauh dari surga Allah Subhanallahu wa ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam., Tiga
yang telah Allah haramkan baginya Syurga : orang yang ketagih arak, si
penderhaka kepada ibu bapa dan Si Dayus yang membiarkan maksiat dilakukan oleh
ahli keluarganya" (HR. Ahmad)
Selain contoh di atas, ada
beberapa hal atau perbuatan yang dapat menyebabkan para suami atau ayah
termasuk ke dalam golongan dayus, seperti: Membiarkan
kecantikan dan bentuk tubuh istrinya dinikmati oleh lelaki lain sepanjang waktu jika istrinya bekerja atau di
luar rumah. Membiarkan
istri kerja dan keluar rumah tanpa menutup aurat dengan
sempurna.
Seorang suami bisa juga disebut dayus ketika ia
membiarkan anak-anaknya melakukan perilaku yang tidak pantas serta membiarkan anak
perempuannya memasuki akademi fantasia, sehingga ia memamerkan
kecantikannya
kepada jutaan manusia terutama kepada yang bukan mahramnya.
Akan tetapi, sebagai
seorang istri pun
kita harus bisa menjaga diri, sehingga
perbuatan yang kita lakukan tidak membuat suami terjerumus ke dalam dosa yang
amat besar. Pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. ada sebuah kisah yang menceritakan
tentang seorang istri (Ummu Sulaim)yang menyembunyikan kematian anaknya dari
suaminya (Abu Thalhah). Namun, setelah sang istri selesai melayani suaminya, ia
pun langsung menceritakan tentang kematian anaknya. Kisah ini dapat mengetuk
hati kita betapa besarnya rasa hormat Ummu Sulaim terhadap suaminya, Abu
Thalhah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. pun membenarkan sikap Ummu Sulaim tersebut.
Dayus merupakan perbuatan dosa yang paling besar. Hal ini
tanpa seseorang sadari, ia dapat terjerumus ke dalam dosa tersebut. Sebagai
seorang istri dan anak yang sayang terhadap suami atau ayah, maka kita harus
menjaga agar suami atau ayah kita tidak termasuk ke dalam orang-orang yang
dayus. Sebagai seorang istri pula semoga kita bisa
menjaga serta menghormati suami seperti contoh kisah di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar