Aku dan Tina berjalan menuju depan
Aula kampus yang terletak tak jauh dari gerbang kampus. Dari kejauhan aku
melihat banyak mahasiswa sedang mencari-cari kelompok KKM yang akan
dilaksanakan seminggu lagi.
“wah banyak banget Na, pasti susah deh
nyarinya.” Ujarku sambil menghentikan langkahku
“iya nih, jadi males deh gw. Tapi
tanggung Ka, yuk ah."
Kami
pun bergegas menuju depan Aula. Sesampainya di sana, kami melihat-lihat
bagian kelompok yang terpangpang di papan pengumuman. Akhirnya, aku pun
berhasil menemukan kelompokku. Sedangkan Tina masih mencari-cari kelompoknya.
Akan tetapi, setelah beberapa menit kemudian dia pun berhasil menemukan
kelompoknya.
“eh Ka, coba aja lw tulis biar anggota
kelompok lw bisa secepatnya kumpul. Gw juga sama ko.”
“owh gitu ya, tapi emangnya nggak
apa-apa gitu Na?”
“ya elah, nggak apa-apa donk, nih pena
nya.” Ujar Tina sambil menyodorkan pena yang dia pegang. Aku mulai menulis
jadwal pertemuan dan mencantumkan no kontakku. Tiba-tiba dari belakang ada
seorang mahasiswi yang menepak pundakku. Aku pun kaget.
“hai, kamu kelompok 27 juga ya?”
sapanya sambil tersenyum manis kepadaku. Aku pun membalas senyumannya. Tina
langsung menyenggol tanganku sambil membisikan sesuatu yang aku sendiri kurang
mendengarkannya.
“aku Yuli, kamu?”
“o..iya, aku Chika.”
Kami pun berkenalan, begitu juga Tina.
“eh Yul aku tulis no hp kamu ya nanti aku hubungi.
Aku pulang duluan ya soalnya nggak enak ama co nya Tina dari
nunggu.” Ujarku sambil mengejek Tina. Tina pun mencubit tanganku dan tersipu
malu
“ehm... ya sudah, sampai ketemu besok
ya.”
Aku dan Tina berjalan menuju depan
kampus. Tata cowo Tina sudah menunggu sambil membaca koran. Aku pun langsung
pamit pulang.
***
Keesokan harinya aku bergegas menuju
kampus untuk bertemu dengan teman-teman kelompok KKM. Karena belum pernah
bertemu sebelumnya dengan mereka, aku pun
sedikit pusing mencarinya. Untungnya Yuli yang kemarin aku kenal sudah
berada depan rektorat. Aku langsung menghampirinya. Ternyata disana sudah
menunggu beberapa teman lainnya. Aku pun berkenalan dengan mereka. Aku sangat
bersyukur karena pertama kali kami bertemu, kami langsung akrab dan bercanda-canda
sambil menunggu teman-teman yang belum datang.
Setelah semua datang, kami langsung
mencari tempat yang enak untuk mendiskusikan bagaimana acara KKM nanti.
Dua jam sudah kami berdiskusi. Tak terasa
adzan dzuhur berkumanandang.
Kami pun mengakhiri diskusinya dan segera
menuju mesjid kampus yang terletak tak jauh dari tempat kami berkumpul.
Aku dan Naya menuju warung bakso. Kami
pun langsung memesan bakso.
***
Aku dan teman-teman
berangkat menuju lokasi KKM. Perjalanannya
cukup menyenangkan karena di pinggir-pinggir jalan masih banyak juga persawahan
yang sangat luas.
Setelah sejam
diperjalanan, akhirnya kami pun sampai di posko atau sebuah rumah untuk kami
tempati selama satu bulan ke depan.
Kami langsung mengangkut
barang-barang dari mobil untuk dipindahkan ke dalam posko dan sejenak beristirahat
untuk menghilangkan rasa lelah.
Setelah hampir sejam
beristirahat, kami pergi menuju kantor desa untuk mengadakan acara pembukaan
dan perkenalan ke beberapa tokoh masyarakat yang ada di sana.
Acara pun selesai, kami
langsung kembali pulang ke posko. Aku dan teman-teman mulai membereskan dan
menata barang-barang keperluan yang kami bawa.
“hai Man, gila gw capek
banget.” Ujar Oky sambil mengipas badannya dengan kertas.
“what brow, gw juga sama
kali” tambah Mamet
Kami pun ketawa melihat
mereka yang lumayan terkenal usil.
“eh Ka, lw sekamar bareng
gw, Yuli dan Dara ya.” Ujar Naya
“ok deh, terserah km aja,
he”
“berarti gw, Tari dan Rosa
ya. yuk ah kita langsung rapiin baju-baju aja”. Ujar Lisna
Kami pun langsung memasuki
kamar masing-masing.
***
Malam harinya kami
langsung mengadakan rapat untuk membicarakan program kerja yang akan kami
jalankan selama sebulan.
Setelah selesai, kami langsung
beristirahat menuju kamar. Namun, anak-anak cowo asik bermain game favoritnya.
Malam semakin larut, namun
mataku masih tidak bisa tertidur. “Ka, ko belum tidur.” Ujar Yuli yang ternyata
dia juga masih terbangun.
“eh Yul, belum bisa nih.
Lah kamu sendiri kenapa belum tidur?”
“hhe, aku juga sama belum
ngantuk nih.”
Aku dan Yuli pun
bercakap-cakap hingga nggak kerasa kami pun tertidur.
***
Keesokan harinya sesuai
program kerja yang telah direncanakan, kami membagi-bagi tugas menuju rumah para pejabat
setempat dan juga ke sekolah yang akan dijadikan untuk mengadakan berbagai
kegiatan.
Sesampainya di sana, Alhamdulillah
kami disambut dengan baik.
Setelah selesai menemui
para pejabat sekitar dan sekolah, sore harinya kami menemui beberapa tetangga
terdekat untuk bersilaturahmi dengan mereka. Semua warga di sana sangat baik
dan bisa menerima kedatangan kami.
Waktu terus berjalan, semakin
hari kami semakin akrab dengan warga dan juga anak-anaknya. Setiap hari kami
selalu kedatangan anak-anak yang ingin belajar, Dengan senang hati kami pun mengajari
mereka.
***
Seperti biasa aku duduk di
balkon posko sambil menikmati keindahan desa. Tak lama kemudian Naya
memanggilku dari ruang tamu yang terletak di lantai bawah. Aku pun langsung
menghampirinya.
“kenapa Nay?” ujarku
sambil duduk di sampingnya
“eh Ka, lw mau nggak jadi
juri lomba nanti malam?”
“mm.. juri apa? Terus kira-kira
sama siapa? hhe” tanyaku sedikit kepo
“juri CC. yah lw, ya udah
deh gw sms dulu mau nanyain lw sama siapa.”
“oke deh.”
Aku pun nggak sabar menunggu
kabar dari Naya.
“Ka, lw beruntung ternyata
lw sama Farel.” Ujar Naya sambil menepuk-nepuk punggungku. Aku kaget, Farel?
Siapa Farel? apa cowo yang kemarin nganter aku pulang? Tanyaku dalam hati
“woy, bengong. lw kenal
Farel kan? Yang kemarin nganter lw balik juga. Awas ya lw jangan ampe telat
datang!.”
“o ya ya,,hehe..oke deh
kawan.” Ujarku sambil berlalu ke kamar
***
“wah ada apa nih, kayanya
senang banget.” Ledek Yuli yang dari tadi asik nonton film di notebooknya
“nggak biasa aja,,he”
“masa? Cerita donk ada
apa?” Tanya Yuli sambil menggelitiku
“nggak apa-apa kok, aku
tadi disuruh jadi juri pas acara lomba nanti malem”
“o..asik donk? ya udah,
nanti jangan ampe telat datangnya ya bu juri.” Ledek Yuli
“hehe,, oke deh kawan.”
Aku pun langsung
menyiapkan baju yang akan aku pakai jadi juri nanti. Sesekali Yuli menengok dan
meledekku.
***
Adzan magrib berkumandang,
aku pun siap-siap untuk shalat. Sesudah selesai shalat aku langsung bergegas menuju
tempat perlombaan.
“Yul, kamu bareng aku yuk
ke acara lombanya.” Pintaku pada Yuli
Yuli hanya tersenyum
sambil memerhatikanku yang dari tadi membenahi kerudung yang aku pakai.
“ikh Yuli kok gitu, kamu
dari tadi lihatin aku aja. Ada yang salah ya?”
“hehe, habisnya semangat
amat kamu Ka, ya udah aku bareng kamu. Ya udah cepat yuk keburu hujan.”
“asikkk.. ya udah hayu.”
“hai mau pada kemana kalian?” Tanya Aaz yang
sedang asik nonton TV. Mamet, Oky, Lisna, Naya, langsung menengok ke arahku dan
Yuli.
“iya ih, kalian mu pada
kemana?” tambah Lisna
Aku dan Yuli saling
memandang.
“eh, kalian nggak tau ya
sekarang kan Chika jadi juri bareng Farel.” Celetuk Naya
“wah, seneng donk, ya udah
good luck ya Ka.” Ujar Lisna
“wow amazing.” Tambah
Mamet
“mantap brow.” Ledek Oky
“dasar kalian, apaan sih?
Eh kalian kenapa masih di sini, ayo kita bareng ke sananya” ajakku pada mereka
Tapi mereka hanya
tersenyum dan menyuruhku untuk berangkat duluan. Aku dan Yuli pun pamit.
***
Sesampainya di gor tempat
acara perlombaan, ternyata sudah banyak yang hadir. Aku langsung melangkah ke
depan panggung. Sementara Yuli menuju tempat duduk yang sudah disediakan. Dari
kejauhan aku melihat Farel duduk sambil memegang sebuah map. Aku pun langsung
menghampirinya. Ternyata di samping Farel ada Zahra teman satu kelas aku. Aku
pun langsung menyapanya.
Acara dimulai, Zahra
langsung meninggalkanku dan Farel karena kebetulan dia sebagai MC.
Farel tersenyum kepadaku,
aku pun membalas senyumnya. Tak lama kemudian, aku dan Farel duduk di tempat
juri yang sudah disiapkan oleh para panitia. Hatiku mulai deg-degan karena baru
pertama kalinya menjadi juri dengan dihadiri berapa puluh orang. Namun, aku
mencoba untuk tetap biasa.
Beberapa menit kemudian,
perlombaan pun dimulai. Aku dan Farel mulai menilai para peserta lomba.
Sejam berlalu. Perlombaan
pun selesai. Aku dan Farel meninggalkan tempat juri. Farel mengajakku duduk di
tempat tamu undangan. Kami pun asik mengobrol. Sedikitpun aku nggak menyangka
kalo aku bisa ngobrol akrab dengan Farel. Cowo yang kata orang pendiam dan baru
aku kenal. Walaupun sebelumnya dia yang nganterin aku pulang ketika berkunjung
ke kelompok Zahra. Ketika aku menengok ke arah samping, ternyata teman-temanku
melihat keakrabanku dengan Farel. Mereka pun meledekku sambil tertawa-tawa. Aku
pun tersipu malu.
***
Nggak kerasa sebulan sudah
KKM berjalan, aku dan teman-teman pun sibuk mempersiapkan acara perpisahan di
setiap tempat kegiatan kami selama sebulan ini. Sebenarnya kami merasa berat
meninggalkan mereka yang telah dianggap sebagai keluarga, tapi kami hanya bisa
berharap semoga kami bisa dipertemukan lagi di suatu hari.
Sebelum
pulang ke rumah dan ke kosan masing-masing, aku dan teman-teman mengadakan
musafahah, kami saling bersalaman dan memohon maaf satu sama lain. Air mata kami
saling berjatuhan dan tidak bisa lagi kami bendung, namun kami percaya
perpisahan ini bukanlah perpisahan selamanya. Kami berharap semoga kami masih
diberi umur panjang untuk bisa bertemu dan berkumpul lagi. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar