Dua bulan
kemudian Erik mendaftarkan diri untuk sidang. Kelihatannya Erik Nampak bahagia.
Akhirnya Erik bisa menyelesaikan skripsinya. Mika pun ikut bahagia. Di hari
sidang Erik, Mika sengaja menyempatkan waktunya untuk melihat Erik. Dia pun
berangkat bersama Tina.
“Ka, Eriknya mana? Kok
belum kelihatan?” Tanya Tina
Mika
hanya menggelengkan kepalanya dan matanya menengok kiri kanan mencari Erik.
“kamu udah sms dia belum?”
“belum” jawab Mika lurus
“hah? Kenapa nggak kamu
sms aja?”
“hehe.. sebenarnya Erik
belum tahu kalo aku ke sini dan kayanya jangan sampai dia tahu deh”
“ya elah, kok gitu.. udah
sih sms dia aja!”
Mika
hanya tersenyum. Akhirnya dia pun mengirim pesan pada Erik untuk menanyakan
posisi Erik sekarang. Erik pun membalasnya dan dia malah balik menanyakan
posisi Mika. Karena Mika tidak bisa bohong, akhirnya dia pun memberi tahu Erik.
Beberapa
menit kemudian, Erik datang. Muka Erik kelihatan bahagia banget. Mika pun
langsung memberi selamat. Sementara Tina masih menunggu di kolidor fakultas.
“kamu sama siapa ke sini?”
Tanya Erik
“itu sama Tina” jawab Mika
sedikit gugup sambil menunjuk ke arah Tina
“o.. oya kenalin ini teman
aku” ujar Erik sambil memperkenalkan seorang cewe di belakangnya
Sikap
Mika pun berubah. Dia menjadi nggak karuan tapi dia pun bersalaman dengan cewe
itu.
Setelah
bersalaman, Mika pun langsung pergi meninggalkan Erik seolah tidak mau melihat
cewe itu. Beberapa kali Erik memanggilnya, namun Mika tidak menghiraukannya dan
berpura-pura tidak mendengar. Mika terus berlalu menuju luar fakultas.
“aduuh kenapa ya ko aku bisa-bisanya bersikap
kaya gini, padahal Erik belum jadi cowoku” gerutu Mika dalam hati. Ingin
rasanya Mika menghampiri Erik lagi, namun karena ada rasa cemburu dia pun terus
berlalu meninggalkan Erik.
Sesampainya
di luar fakultas, ternyata di sana ada Luky yang sedang berkumpul bersama
teman-temannya begitu pun dengan Tina ikut bergabung dengan mereka. Hati Mika
sedikit deg-degan. Luky adalah salah satu cowo yang pernah dekat dengannya.
Mereka sangat dekat. Namun, lama-lama Luky menyukai Mika tapi Mika menolaknya.
Sampai akhirnya mereka sudah jarang bertemu bahkan tidak pernah terlihat berdua
lagi. Setiap kali Mika bertemu Luky, hatinya menjadi nggak karuan dan merasa
serba salah. Padahal dalam hatinya, Mika pengen tetap jadi sahabat Luky. Namun,
sikap Luky yang berbeda menjauhi Mika dan di kampus pun Luky sudah jarang
nongkrong lagi.
“eh Ka apa kabar?” tanya
Luky
Mika sedikit
terkejut campur senang ketika Luky menyapanya. Akhirnya Luky menyapanya setelah
sekian lama mereka seperti tidak saling mengenal. Mika pun memberanikan diri
menghampiri Luky. Tina hanya
senyum-senyum seolah menggoda mereka karena dia sudah mengetahui hubungan
antara Mika dan Luky dulu.
“Alhamdulillah baik kak”
jawab Mika
“pasti lagi sibuk ya udah jarang kelihatan”
Tanya Luky
“yey bukannya kebalik ya?
Kak Luky yang jarang kelihatan,,he”
Luky
hanya senyum-senyum. Luky memang baik. Tapi bagi Mika selain sahabat, Luky pun sudah
dia anggap sebagai kakak. Jadi tidak mungkin dia menerima Luky apalagi Luky
adalah mantan Yuni teman Mika dulu di sebuah organisasi kampus.
Luky dan
Mika pun mengenang kembali masa-masa mereka dekat dulu. Karena asik mengobrol
dengan Luky, Mika pun tidak menyadari kedatangan Erik yang berdiri di
sampingnya.
“Ka, aku nitip ini donk”
ujar Erik sambil memberikan selembar kertas
Mika dan
Luky pun saling pandang. Sementara tangan Erik masih memegang kertasnya karena
Mika masih sedikit mencuekin Erik. Namun, akhirnya tanpa busa-basi, Mika pun
mengambil kertas yang Erik berikan dan malah menitipkannya pada Luky. Sementara
dia pergi ke dalam fakultas seolah menghindari Erik.
Beberapa
menit kemudian, Erik menyusulnya dan memberikan selembar kertas tadi.
“Ka, ini aku nitip dulu”
ujar Erik sambil memberikan kertasnya
“iya-iya” jawab Mika
sedikit ketus
“ke kosan aku yuk, tapi
aku mau nganter teman dulu” ajak Erik pada Mika
Mika pun
melihat ke arah cewe di samping Erik dan menolak ikut ke kosan Erik. Erik pun
pamit dan meninggalkan Mika.
“Ka, kamu kenapa sih?”
tiba-tiba Tina menghampiri Mika
“aku sedikit sebel Na”
jawab Mika sedikit ketus
“memangnya kenapa
lagi?kasihan tuh Erik. Kamu tega banget padahal dia nitip kertasnya ke kamu
tapi kamu malah kasih ke kak Luky”
“aku juga bingung Na, ko
bisa-bisa aku kaya gitu. Aku benar-benar reflek bersikap kaya gitu”
Mika pun
menceritakan kejadiannya dengan Erik tadi. Setelah Tina mendengarkan cerita
Mika. Dia pun hanya tertawa.
“Mika..Mika, jadi kamu
cemburu ya?” ledek Tina
Mika hanya terdiam dengan
muka kusut.
“udah sih, bukannya Erik
bilang kalo cewe itu temannya?”
Mika
menganggukkan kepalanya. Tina pun langsung mengajak Mika pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah Tina, ternyata Mika masih kepikiran Erik. Tanpa mikir
panjang, dia pun langsung menanyakan kepada Erik. Setelah Erik menjelaskan
tentang cewe itu. Mika pun menjadi merasa bersalah pada Erik dan tidak seharusnya Mika bersikap seperti itu karena Erik bukan siapa-siapanya. Sementara Tina
terus menggoda Mika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar